News | Edisi, 22 April 2022
The Pacific Elders’ Voice (PEV) atau Tetua Pasifik, yang terdiri dari mantan kepala negara, anggota kongres AS dan tokoh-tokoh regional, telah mengeluarkan seruan mendesak bagi Indonesia untuk mengizinkan PBB masuk ke West Papua.
Sebuah surat terbuka kepada badan-badan regional Pasifik dikeluarkan pada 21 April. Para Sesepuh mencatat bahwa ‘situasi hak asasi manusia’ di West Papua telah ‘memburuk secara signifikan’ dalam beberapa tahun terakhir, dengan ‘peningkatan jumlah eksekusi ekstra yudisial, penghilangan paksa dan pemindahan internal orang Papua Melanesia.
Para Tetua mengulangi permintaan luar biasa dari para pemimpin Forum Kepulauan Pasifik (PIF) agar Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia diizinkan masuk ke West Papua untuk melakukan penyelidikan independen yang mendesak. Lebih dari 80 negara internasional, di samping Komisi Uni-Eropa, telah secara terbuka menyerukan agar Komisaris Tinggi diizinkan masuk. Indonesia terus memblokir kunjungan itu.
Surat tersebut ditandatangani oleh mantan presiden dan perdana menteri Kepulauan Marshall, Palau, Kiribati dan Tuvalu, mantan Sekretaris Jenderal Forum Kepulauan Pasifik (PIF), dan mantan anggota Kongres AS, bersama yang lainnya.
Para Sesepuh meminta masyarakat internasional untuk memastikan bahwa kunjungan tersebut dilakukan sebelum pertemuan G20 berikutnya di Bali, dan juga meminta Dewan Hak Asasi Manusia PBB untuk meloloskan mosi tentang hak asasi manusia di West Papua.
Sumber:
(https://www.ulmwp.org/news-pacific-elders-call-for-un…)
#WelcomeUNHC#WestPapua#HumanitarianCrisis#HumanRightsAbuses#PIF#ACP#UnitedNation#OHRCHR#UNHRC#FreeWestPapua